Selasa, 17 April 2012

Jalan-Jalan Bali 2012 : Bali Timur - Culture bag I

Bosan merasakan sumpek dan macetnya Bali Selatan dan Tengah? Markibur (mari kita berlibur) ke Bali Timur yuk! Ada beberapa pilihan wisata yang tidak kalah bagus dan menariknya dibanding Bali bagian lainnya. Pilihan pertama adalah wisata budaya.

1. Pura Goa Lawah, Klungkung
Pura Goa Lawah berlokasi di Kecamatan Dawan, Klungkung dan berada dipinggir  jalan arteri antara kota Semarapura- ibukota Kab.Klungkung, kearah timur menuju kota Amlapura- ibukota Kab.Karangasem. Jarak Pura Goa Lawah dari Denpasar sekitar 49 KM. Tiket masuk ke Pura Rp.10.000,- per orang.
Daya tarik utama pura ini adalah sebuah gua yang dihuni oleh ribuan kelelawar. Kelelawar ini dapat dilihat pengunjung dari tepi gua karena bentuk gua yang bermulut lebar. Konon, gua kelelawar ini tembus sampai Pura Besakih yang ada di Gunung Agung. Pura Goa Lawah ini merupakan salah satu dari Sad Kahyangan atau Sad Kahyangan Jagad, yaitu enam pura utama yang menurut kepercayaan masyarakat Bali merupakan sendi-sendi pulau Bali.


Goa Lawah
Di seberang Pura ini terbentang pantai pasir hitam yang cukup jernih.Sayangnya, cukup banyak sampah yang berasal dari warung-warung yang terletak di pinggir pantai.

Pantai depan Pura Goa Lawah
2. Desa  Adat Tenganan 
Desa ini terletak 10 km utara pantai Candidasa atau 70 km dari Denpasar. Desa Tenganan adalah salah satu desa Bali Aga yaitu, desa yang masih mempertahankan aturan tradisional adat desa yang diwariskan nenek moyang mereka. Warga desa harus mematuhi aturan tradisional yang ada, apabila melanggar, mereka akan diasingkan di suatu tempat diluar desa dan dilarang bertemu keluarganya. Setiap warga desa yang menikah akan diberi tanah desa sebesar 10m2. Bentuk, ukuran dan tata letak rumah sudah ditentukan oleh pemimpin desa. Rumah adat Tenganan dibangun dari campuran batu merah, batu sungai, dan tanah. Sementara atapnya terbuat dari tumpukan daun rumbi.
Mata pencaharian penduduk Desa Tenganan adalah bertani dan membuat aneka kerajinan. Kerajinan yang terkenal dari Desa Tenganan antara lain, aneka ukiran di atas bambu dan daun lontar yang dibakar, serta kain gringsing. Kain gringsing merupakan kain yang ditenun dengan teknik dobel ikat. Kain ini sendiri berfungsi sebagai penolak bala atau pengobatan bagi warga yang sakit. Desa Tenganan menganut prinsip sosial artinya setiap pendapatan yang diperoleh akan dikumpulkan oleh perangkat desa dan dibagi rata kepada seluruh warganya


Ketika mengunjungi desa ini, kita bebas untuk berkunjung ke rumah-rumah warga yang juga banyak berfungsi sebagai toko souvenir. Meski dinamakan desa adat, tetapi kendaraan bermotor dan berbagai peralatan elektronik sudah jamak digunakan di desa ini. Untuk masuk desa, kita cukup memberikan sumbangan sukarela di pos masuk desa.

2 komentar:

Surya mengatakan...

Wah... Desa Adatnya bagus..
Dibuka untuk umum ya...
Kira-kira sumbangan sukarelanya ada minimalnya gak lel?
Kepinginnya kalau ke Bali Timur nyampe ke Tulamben dan Amed, kemarin sempat kesana gak? Atau nanti akan ada info di postingan selanjutnya??

lely_gesta mengatakan...

iya umum bisa masuk... keknya ga ada, kemaren aku kasih 20rb mas :D
nggak, ga keburu waktunya, dan tujuan utama kalo ke Amed sama Tulamben kan snorkling/diving, kemaren pengennya yang nyantai2 aja ;)

Posting Komentar